Kenapa Sapi Disakralkan

             Karena posting sebelumnya masalah sapi, terlintas olehku, kenapa sapi disakralkan oleh salah satu agama, atau masyarakat ya....

Aku coba googling aja, dan kudapati artikel berikut :


Dalam kehidupan sehari hari, kata sapi sudah tidak asing lagi bagi telinga kita. Namun setiap orang berpandangan berbeda terhadap satu binatang yang unik ini. Meskipu di jaman modern ini, orang orang sudah melupakan betapa agung dan pentingnya sapi, namun para umat yang mengikuti tradisi Veda masih tetap tegar untuk memberi penghormatan dan perlindungan kepada keturunan ibu Surabhi, bibi deva Indra, pemimpin para deva, yaitu para sapi. Berdasarkan peradaban Veda, sapi merupakan binatang yang sangat di sakralkan. Diuraikan bahwa kita umat manusia memliki tujuh ibu dan salah satu dari tujuh ibu itu adalah sapi. Beliau merupakan lambang dari ibu pertiwi yang memberikan kesejahtrean kepada semua makhluk hidup di bumi ini. Karena itulah para umat manusia diajarkan untuk tidak menyemblih dan memakan daging sapi. Selain mempunyai manfaat di dalam kehidupan rohani, sapi juga memelihara kita di dalam kehidupan material kita seperti misalnya dengan memberikan susu sapi dan berbagai produk susu. Selain susu dan berbagai produk, sapi juga memberikan berbagai jenis bahan obat obatan seperti misalnya kencing sapi dan tahi sapi yang bahkan ilmuwan modern sekalipun menerima bahwa air kencing sapi dan kotoran sapi mengandung zat anti septik yang bisa digunakan untuk mengobati berbagai jenis penyakit. Di India, didalam system pengobatan Ayur Veda, ada system yang di sebut pengobatan panca gavya. Panca gavya adalah lima jenis produk yang di hasilkan oleh sapi yaitu; susu, yogurt, ghee, kencing sapi dan kotoran sapi. Panca gavya ini diangap sebagai bahan bahan yang menyucikan. Bahkan di dalam yajna dan memandikan pratima di berbagai kuil, bahan bahan ini sangat diperlukan. Tanpa panca gavya, seseorang tidak bisa menginstalasi pratima di dalam kuil. Selain bahan bahan yang bisa di komsumsi dari segi material, sapi juga membantu para petani di dalam berbagai hal. Sapi jantan di gunakan untuk membajak dan kotoran sapi digunakan untuk pupuk.


Diuraikan bahwa 33 juta para dewa yang bertugas di alam semesta ini bertempat tingal di setiap bagian badan sapi. Ibu Ganga, yang merupakan kepribadian devi yang sangat termasyur yang mampu menhapuskan berbagai dosa orang yang mandi di di sungai Ganga, bertempat tingal di dalam kencing sapi. Ini hanya salah satu keagungan dari ibu sapi yang diuraikan di dalam sastra Veda. Karena itulah umat manusia dianjurkan untuk memelihara sapi dan memberikan penghormatan kepada sapi seperti kita memberikan hormat kepada seorang ibu. Tuhan Sri Krsna sendiri yang muncul ke dunia material ini memberikan contoh kepada kita semua untuk menghormati sapi. Beliau bahkan lebih memementingkan sapi dari semua makhluk hidup lainya termasuk para brahmana. Seprti diuraikan di dalam sastra “namo brahmaëya-deväya go-brähmaëa-hitäya ca jagad-dhitäya kåñëäya govindäya namo namaù”.

Di vrndavan, tradisi menghormati sapi sapi masih berlangsung sampai sekarang. Di beberapa tempat di daerah pedalaman di Vraja bumi, ketika mereka memasak roti ( capati ), roti pertama akan diberikan kepada sapi karena mereka mengangap bahwa krsna hanya akan menerima persembahan kalau mereka memuaskan sapi sapi dan para brahmana.kemudian roti kedua di berikan kepada orang suci yan kebetulan lewat di daerah desa tersebut dan roti lainnya, di persembahkan kepada arca Sri Krsna.

Srila Bhaktivedanta swami Prabhupada, pendiri dan acarya ISKCON menguraikan bahwa perlindungan sapi sangat penting sekali di dalam kehidupan rohani. Beliau menjelaskan sebagai berikut:

Umat manusia mesti mengetahui pentingnya baik sapi jantan maupun sapi betina dengan demikian memberikan perlindungan sepenuhnya pada binatang yang sangat penting ini, dengan mengikuti jejak kaki maharaj Pariksit. Karena dengan melindungi sapi sapi dan tradisi kebrahmanaan, maka tuhan yang sangat mencintai sapi sapi dan para brahmana (go-brähmaëa-hitäya), akan menjadi puas sehinga akan mengaugrahkan ketenangan atau kedamaian sejati kepada kita. ( SBhg 1.17.9 PP )

Dengan melalaikan sapi sapi, apa lagi dengan mendirikan tempat pemotongan sapi sapi, ini hanya akan menghancurkan kesejahtraan dunia. Seperti Srila prabhupada sekali lagi mengaris bawahi, “ membunuh sapi berarti mengakhiri peradaban manusia” (SBhg, 1.4.9 PP)

Secara pribadi saya masih teringat di masyarakat kita di kalangan hindhu di Bali. Ketika saya masih kecil, orang tua saya sering memperingatkan bahwa kalau kamu makan daging sapi, kamu tidak boleh datang ke pura tanpa mandi terlebih dahulu. Peringatan ini di berikan oleh orang tua saya dan sudah merupakan peringatan turun temurun dari nenek moyang kami. Namu sayangnya beberapa orang berangapan bahwa karena kalau kita makan daging sapi, maka kita tidak bisa masuk ke pura, itu berarti sapi adalah binatang haram. Ternyata setelah kita amati dan mempelajari kitab suci veda, ternyata sapi merupakan binatang yang suci yang dihormati oleh para dewa sekalipun. Bukanlah karena sapi merupakan binatang haram, maka kalau kita makan daging sapi kita tidak bisa ke pura tetapi karena sapi merupakan binatang yang sangat suci, sehinga kalau kita memakan daging sapi, maka kita diangap orang yang sangat berdosa, degan demikian tidak bisa masuk ke pura. Karena itu, setelah makan daging sapi, kita harus menyuckan diri, paling tidak mandi terlebih dahulu sebelum memasuki tempat suci.


Sumber: Bhagiratha Dasa

1 komentar:

Anonim mengatakan...

nais inpo

Posting Komentar

Related Posts with Thumbnails